Istilah "takers" mungkin sering kita dengar dalam berbagai konteks, baik dalam percakapan sehari-hari, media sosial, hingga literatur. Namun, apa sebenarnya arti dari kata "takers"? Dalam artikel ini, kita akan membahas definisi, konteks penggunaan, serta implikasi dari istilah "takers".
Definisi "Takers"
Secara harfiah, "takers" adalah bentuk jamak dari kata "taker," yang dalam bahasa Inggris berarti "pengambil." Ini berasal dari kata kerja "to take," yang berarti mengambil atau menerima sesuatu. Dalam banyak konteks, "takers" merujuk kepada individu atau kelompok yang menerima atau mengambil sesuatu dari orang lain atau dari lingkungan sekitarnya.
Konteks Penggunaan
1. Dalam Psikologi dan Sosial
Dalam psikologi dan konteks sosial, "takers" sering digunakan untuk mendeskripsikan individu yang cenderung lebih banyak menerima daripada memberi. Adam Grant, seorang profesor di Wharton School of the University of Pennsylvania, dalam bukunya yang berjudul "Give and Take," mengelompokkan orang ke dalam tiga kategori: givers (pemberi), matchers (penyeimbang), dan takers (pengambil).
Takers adalah mereka yang lebih banyak mengambil dari orang lain dan lingkungan, sering kali dengan mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama.
2. Dalam Ekonomi
Dalam ekonomi, istilah "takers" kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan pihak-pihak yang menerima bantuan atau manfaat tanpa memberikan kontribusi yang setara. Misalnya, dalam konteks subsidi pemerintah, takers dapat merujuk kepada individu atau perusahaan yang menerima subsidi tetapi tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi atau masyarakat.
3. Dalam Lingkungan
Dalam konteks lingkungan, "takers" bisa merujuk pada entitas, baik individu maupun korporasi, yang mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan keberlanjutannya. Mereka mengambil dari alam lebih banyak daripada yang mereka kembalikan atau pelihara, yang sering kali mengarah pada kerusakan lingkungan.
Implikasi dari "Takers"
1. Hubungan Interpersonal
Sikap sebagai "taker" dalam hubungan interpersonal bisa merusak hubungan tersebut. Orang-orang yang hanya fokus pada apa yang bisa mereka dapatkan dari orang lain cenderung kehilangan kepercayaan dan dukungan dari teman, keluarga, atau kolega. Hubungan yang sehat umumnya didasarkan pada timbal balik dan saling memberi.
2. Etika dan Moral
Secara etika, menjadi "taker" sering kali dipandang negatif. Sikap ini bisa dianggap sebagai bentuk egoisme dan ketidakpedulian terhadap kesejahteraan orang lain. Dalam masyarakat yang menilai tinggi kolaborasi dan kebersamaan, takers mungkin dikritik dan tidak dihargai.
3. Keberlanjutan
Dalam hal keberlanjutan, perilaku sebagai "taker" bisa berdampak negatif pada lingkungan dan sumber daya alam. Eksploitasi tanpa memikirkan keberlanjutan akan mengarah pada penipisan sumber daya dan kerusakan ekosistem yang dapat membahayakan kehidupan di masa depan.
Kesimpulan
"Takers" adalah istilah yang merujuk pada individu atau entitas yang cenderung mengambil lebih banyak daripada memberi. Meskipun dalam beberapa konteks perilaku ini mungkin dimaklumi, secara umum, sikap sebagai "taker" dipandang negatif karena dapat merusak hubungan interpersonal, melanggar etika, dan membahayakan keberlanjutan lingkungan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyeimbangkan antara menerima dan memberi demi kesejahteraan bersama dan masa depan yang lebih baik.